Reality Club memanfaatkan momentum perayaan Halloween dengan merilis versi horor dari lagu “Desire” dalam judul “Desire (Horror Version)”.
Dirilis setahun setelah album ketiga mereka yang bertajuk “Reality Club Presents…”, single teranyar milik Reality Club ini masih diproduseri oleh Reality Club dan Wisnu Ikhsantama Wicaksana, dan dirilis oleh Dominion Records.
Jika digambarkan, “Desire (Horror Version)” ini bukanlah sebuah remix atau rework, melainkan mengandung sebuah aransemen alternatif dari sektor strings yang dikerjakan oleh Chicha Adzhari.
Lalu dibawakan serta direkam oleh Budapest Scoring Orchestra, kolaborator yang juga dikenal karyanya dalam lagu-lagu Reality Club lainnya di album ketiga, seperti “Dancing In The Breeze Alone”, “Desire”, dan “Love Epiphany”.
“Versi ‘horor’ ini memiliki aransemen strings yang berbeda dari versi yang dirilis di album. Desire, yang seharusnya menjadi sebuah lagu dengan nuansa thriller, ternyata jadi lebih mirip dengan soundtrack film horor. Versi ini lebih terasa menakutkan dan intens”, ucap Faiz, yang menulis lagu tersebut.
Lagu ini juga hadir dalam format video musik animasi yang disutradarai diedit oleh Arya Satriaputra, dan telah rilis di kanal YouTube Reality Club.
Dengan niat untuk menambahkan sentuhan horor pada lagu yang sudah bernuansa ‘spaghetti western‘, Arya terinspirasi dari video game yang pernah ia mainkan beberapa tahun yang lalu.
“Referensi utamanya adalah sebuah (downloadable content) DLC dari Red Dead Redemption yang berjudul Red Dead Undead Nightmare. Saya dulu memainkannya di XBOX 360, dan begitu saya mendengarkan versi horor dari ‘Desire’, game tersebut langsung terbayang di benak saya,” ujar Arya, dikutip PentasPentas dari info resminya.
Dalam proses penggarapan video musik ini, ia juga bekerja sama dengan editor 3D Bayu Marlin untuk membantu mewujudkan visinya di lagu ini.
“Desire” sendiri adalah sebuah lagu tentang bagaimana kita, sebagai manusia yang beradab dan berpendidikan, dapat berubah menjadi seseorang yang gelap mata hanya karena mengikuti hasrat kita yang paling dalam.
Ini digambarkan sebagai sebuah peringatan bahwa seseorang yang terlihat baik sekalipun dan berjuang dengan untuk apa yang mereka pikir baik, ketika keinginan gelap tersebut muncul, maka semua hal dapat berubah dengan seketika.
“Desire” hadir juga dengan video klip yang diceritakan sebagai sekuel dari “Dancing In The Breeze Alone”, yang baru-baru ini memenangkan Munich Music Video Awards 2023 untuk “Best Music Video: Asia Pacific” dan terpilih sebagai finalis “Best Music Video” secara keseluruhan.
Masih di bawah arahan Ibnu Dian dan diproduksi oleh MIURA Films, “Desire” bercerita tentang “The Sister” sebagai satu-satunya anggota geng yang masih hidup setelah dikhianati oleh “Mortas”, yang diperankan oleh Bobby Mandela dari BKR Brothers. (camilla/PP)