Sawung Jabo, bersama bandnya, Sirkus Barock telah memasuki usia lima dekade pada perjalanan karirnya. Kini, sang musisi legendaris menghadiahkan sebuah persembahan karya terbaru.
Karya kolaborasi keduanya ini dirilis dengan tajuk “Mengejar Bayangan Menangkap Angin: The Live Album”.
Tentang Sawung Jabo sendiri, sejauh ini dikenal luas melalui keterlibatannya dalam grup musik Swami dan Kantata Takwa bersama musisi-musisi kenamaan Indonesia lainnya pada akhir era ’80-an dan ’90-an seperti Iwan Fals, Yockie Suryoprayogo dan Setiawan Djody.
Di tengah ingar bingar dunia musik modern, nama Sawung Jabo masih terus menggema sebagai ikon perlawanan, seniman jalanan yang berani menyuarakan isu-isu penting di Indonesia.
Dengan perjalanan karir yang memasuki usia lima dekade, Jabo bukan hanya musisi, melainkan juga sebagai seorang penyair, aktor dan pejuang kebudayaan yang setia mengusung suara rakyat kecil lewat irama dan kata.
Terlahir dengan nama Mochamad Djohansyah pada 4 Mei 1951 silam di Surabaya, Sawung Jabo yang kerap disapa dengan panggilan akrab Cak Jabo dikenal juga dengan konsepnya yang menggabungkan elemen musik barat dan timur, khususnya Jawa.
Jabo sangat produktif dan banyak melahirkan karya seni atau terlibat dengan para seniman dari bermacam daerah seperti Surabaya, Yogyakarta, Solo, Bandung, Sidoarjo, Jember, bahkan sampai Sydney, Australia tempat ia menetap sewaktu-waktu bersama anak cucunya.
Kemudian Sirkus Barock, adalah sebuah kelompok musik yang dibentuk oleh Jabo pada 1976 silam. Kelompok ini terkenal karena keunikan konsep teatrikalnya yang kerap mengemas berbagai unsur seni seperti musik, puisi, teater dalam setiap pertunjukannya.
Adapun personel dari Sirkus Barock saat ini adalah Sue Piper, Bonita, Sariyem, Alfred Mailoa, Endy Baroque, Toto Tewel Sawung Jabo, Denny Dumbo, Ucok Hutabarat, Ruben Kayon, Sinung Garjito, dan Sabar Hutapea.
Gaya bermusik Sirkus Barock juga sangat khas, memadukan unsur rock, etnik atau tradisional Indonesia dan dipadankan dengan lirik-lirik puitis yang sarat makna, seringkali menyuarakan kritik terhadap ketidakadilan sosial dan isu-isu kemanusiaan.
Secara keseluruhan, Sirkus Barock dianggap sebagai salah satu kelompok seni yang berpengaruh dalam perkembangan musik dan seni pentas alternatif di Indonesia.
Kini, merayakan lima dekade perjalanan kariernya, Sawung Jabo bersama Sirkus Barock menghadiahkan sebuah persembahan karya terbaru “Mengejar Bayangan Menangkap Angin: The Live Album” untuk semua penikmat musik Indonesia.
Sebuah album yang digarap khusus dengan mengusung konsep rekaman live dan direkam di studio Kuaetnika, Yogyakarta. Berisikan materi lagu karya Sawung Jabo yang dipilih secara selektif oleh Jabo sendiri dan dihadirkan dalam balutan aransemen live terbaru.
Lagu “Lingkaran Aku Cinta Padamu” dipilih menjadi single utama sekaligus lagu pembuka dalam album ini (saksikan video liriknya di tautan kanal YouTube ini).
Sebuah lagu eksperimental yang sangat anthemic dan tercipta atau terinspirasi pada saat Jabo bergabung di Bengkel Teater asuhan mendiang penyair dan budayawan WS Rendra.
“Lagu ini sangat spesial karena WS Rendra sendiri pernah menyatakan kalau lagu ini adalah himne bagi Bengkel Teater yang akan terus dinyanyikan oleh para anggotanya,” ujar Sawung Jabo, dalam info rilis yang diterima PentasPentas.
“Mengejar Bayangan Menangkap Angin: The Live Album” ini menjadi babak baru dari perjalanan panjang karir Jabo dalam meramu musik, puisi dan sikap hidup yang menjadi satu kesatuan ekspresi yang jujur dan bebas.
Sebuah karya yang tak hanya berbicara pada telinga, tapi juga menyentuh ruang di dalam hati pendengar dan pemujanya. (Idh/PP)