Arash Buana melanjutkan kisah yang menjadi bagian dari album keduanya yang bertajuk “Life Update”, rilisan 2024 lalu.
Kini ia menyuguhkan sebuah deep cut dari album tersebut, yaitu lagu yang berjudul “Tavoryn”.
Komposisi balada indie pop ini ditulis dan diproduseri langsung oleh musisi yang berusia 21 tahun tersebut, dengan dikemas layaknya voice notes berbahasa Inggris.
Secara konsep yang diungkap di siaran pers yang diterima PentasPentas, “Tavoryn” menjadi bentuk ungkapan duka Arash Buana terhadap sebuah perpisahan masa lalu.
Akan tetapi, melalui balada yang satu ini, Arash Buana juga menyadari bahwa terdapat jenis rasa sesal yang, sayangnya, sulit lekang oleh waktu.
Karya musik berdurasi 4 menit dan 40 detik ini kemudian menjadi cara Arash untuk menyampaikan pesan kepada sosok bernama Tavoryn.
“Oh Tavoryn, I’m really missing you / Didn’t mean to hurt you / Which I did / I understand now / With all the mess I made / I don’t belong to someone like you”.
Bagi para audiens musik yang sudah menyimak keseluruhan album “Life Update”, mungkin telah menyadari bahwa lagu “Tavoryn” memiliki kesan yang cukup berbeda.
Bila dibandingkan dengan lagu-lagu lainnya di album tersebut, “Tavoryn” memancarkan nuansa yang lebih minimalis, nyaris hening, namun lebih mengoyak emosi daripada karya-karya Arash Buana sebelumnya.
“Tavoryn adalah mantan pertama aku. Aku enggak bisa mengungkapkan nama aslinya, tapi Tavoryn adalah nama social media dia,” tutur Arash mengungkapkan.
“Alasan mengapa aku mengemas lagu ini dengan kemasan produksi musik yang lebih minimalis adalah karena aku ingin memberikan ruang yang lebih untuk perasaan aku terhadap Tavoryn.”
Faktor ‘perasaan’ juga menjadi alasan mengapa, khusus untuk karya musik yang satu ini, Arash Buana memutuskan untuk menyuguhkan gaya pelirikan yang lebih lugas dan bebas dari makna ganda.
Ungkapnya lagi, “Sebelum aku menulis lagu ini, kebetulan hubungan romansa yang aku jalin pada saat itu baru saja usai. Tapi, entah kenapa, ketika aku memutuskan untuk merenung, apa yang terbersik di kepala aku malah ketika aku berpisah dari Tavoryn — padahal perpisahan itu sudah terjadi sekitar empat tahun yang lalu. Entah kenapa, aku selalu refleks membandingkan setiap perpisahan aku dengan perpisahan pertama aku tersebut.”
Pada akhirnya, tidak ada seorang pun yang bisa menyambut hari esok tanpa sebelumnya memahami apa yang sesungguhnya terjadi pada hari lampau.
“Ketika aku memutuskan untuk menggali lebih dalam kenangan masa lalu tersebut, aku menyadari bahwa mungkin ada semacam ‘urusan’ yang belum selesai antara aku dan Tavoryn. Mungkin ada sesuatu yang seharusnya aku sampaikan kepada Tavoryn empat tahun yang lalu, tapi tidak aku sampaikan,” tuturnya lagi.
Dari segi musikalitas, “Tavoryn” turut mewakili identitas Arash Buana sebagai seorang penulis lagu. Lagi dan lagi, Arash Buana bersikukuh untuk meracik karya yang sepenuhnya berakar pada realita dan bukannya khayalan.
Kejujuran yang nyaris radikal ini telah menjadi kekuatan terbesar penyanyi yang sempat masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) pada 2024 untuk kategori Artis Solo Alternatif Terbaik ini, dan “Tavoryn” menjadi contoh yang paling powerful.
“Aku rasa realisme dalam songwriting aku, termasuk untuk lagu ‘Tavoryn’ ini, disebabkan oleh fakta bahwa aku menjajaki profesi sebagai seorang penulis lagu sedari usia yang sangat dini.”
Arash melihat karyanya sebagai semacam ‘titik introspeksi’ hidup. Dalam artian, menulis lagu merupakan cara ia mendokumentasikan dan membedah apa yang hidup telah berikan kepadanya sejauh ini.
“Dan, entah kenapa, semakin spesifik dan personal ‘titik introspeksi’ tersebut, semakin relatable musikalitas aku di mata dan telinga para pendengar karyaku.”
Bulan Februari ini akan menjadi momentum yang patut disimak dari seorang Arash Buana. Selain memperkenalkan (kembali) lagu “Tavoryn”, bersama Tap Projects ia akan mempersembahkan live event bertajuk “The Class of 2000’s: Arash Buana and The Nakamas” di Krapela, Row 9 pada 26 Februari 2025.
Meskipun hajatan ini bukanlah konser showcase untuk keseluruhan album “Life Update”, tapi ia mengungkapkan bahwa “The Class of 2000’s: Arash Buana and The Nakamas” akan menjadi sebuah perhelatan yang cukup unik.
“Sepanjang live event ini, aku berencana untuk membawakan beberapa deep cuts aku yang jarang dibawakan di panggung-panggung aku yang sebelumnya,” ujarnya menjanjikan.
“Di sini, ‘misi utama’ aku adalah memperlihatkan kepada para audiens nanti seperti apa isi jiwa aku sebagai seorang musisi. Mungkin live event ini bakal menjadi panggung aku yang lebih ‘liar’ dan lebih ‘fun‘ ketimbang panggung-panggung aku yang biasanya.”
Terakhir dan tidak kalah penting, Arash mengungkapkan bahwa “The Class of 2000’s: Arash Buana and The Nakamas” akan menjadi ‘pemanasan’ bagi rencana besar yang telah dia siapkan untuk tahun 2025 ini.
“Bisa dibilang bahwa perjalanan album ‘Life Update’ akan berlanjut di tahun yang baru ini,” serunya meyakinkan.
“Tavoryn” beserta album “Life Update” dirilis dibawah naungan label musik Friends Records dan bisa didengarkan di semua digital streaming platform (DSP). (camilla/PP)