SALE ALERT!
Dark Mode Light Mode

SHADOWBOURNE Rilis EP Debut, “Palingenesis”. Tentang Catatan Kematian?

Wajah baru bernama Shadowbourne ini, merupakan proyek musik yang lahir dari kisah nyata luka dan kegelapan, yang diluapkan lewat rilisan album mini (EP).
shadowbourne shadowbourne
SHADOWBOURNE

Shadowbourne merupakan proyek musik atmosferik asal Jakarta, yang memperkenalkan suara gelap dan jujur tentang perjuangan, kehilangan, dan kebangkitan.

Keresahan yang disampaikan melalui empat lagu emosional dalam EP berjudul “Palingenesis”, yang diedarkan via label FireFly Records.

Shadowbourne sendiri merupakan band yang dimotori Pasha Chrisye, putra mendiang penyanyi legendaris Indonesia, Chrisye.

Di band ini, Pasha ingin membangkitkan semangat ‘perjuangan’ melalui musik, yang ia gerakkan bersama gitaris Reiner Ramanda (juga personel Stereo Wall) dan Axel Andaviar, mantan drummer Cokelat. 

Shadowbourne sendiri membawa nuansa emosional dalam karyanya dipadu dengan nuansa atmosferik yang memadukan distorsi gitar, orkestrasi megah, dan narasi tentang penyembuhan batin.

Nama Shadowbourne bermakna ‘lahir dari bayangan’, sebuah metafora yang merepresentasikan transformasi jiwa dari titik terdalam penderitaan menuju cahaya dan kekuatan baru.

“(Judul) ‘Palingenesis’ bukan hanya tentang musik. Ini tentang kelahiran kembali setelah mati secara emosional. Tentang perjalanan dari kehancuran menuju kekuatan yang utuh,” ujar Pasha, yang juga merupakan penulis lagu utama di Shadowbourne.

Bersama Reiner dan Axel, Pasha merangkai sound yang sinematik, atmosferik dan menyayat dengan akar musik yang terinspirasi dari post-rock, alternative metal, hingga neoclassical dan ambient.

“Kami menulis untuk mereka yang pernah runtuh, untuk jiwa-jiwa yang pernah terperangkap dalam gelap, tapi memilih untuk tidak menyerah,” imbah Pasha dalam info rilis yang diterima PentasPentas.

Narasi emosional yang membentang dari tema kehilangan, perenungan, hingga kebangkitan. Setiap track menjadi bab dari sebuah kisah penyembuhan diri. Sehingga pendengar akan banyak mendengar hal-hal yang begitu emosional.

EP “Palingenesis” memuat empat buah lagu, dengan single pertama berjudul “Perjuangan”. Sebagai pembuka, single ini menuturkan banyak cerita dan ungkapan yang emosional.

“Perjuangan” adalah sebuah lagu tentang kebangkitan dari keterpurukan, ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Pasha sebagai penyintas depresi. Sebuah pengalaman yang ia alami secara pribadi.

Ia berbicara tentang perjalanan menjadi versi sejati dari diri sendiri, melawan ketakutan, ekspektasi, dan trauma masa lalu. “Luka bukan akhir dari segalanya, tapi awal dari pencerahan,” cetusnya.

Selanjutnya ada “Dark Night of the Soul” yang ditulis pada masa paling gelap dalam hidup sang vokalis. Saking gelapnya, awalnya berjudul “Death Note” yang merujuk pada catatan kematian. 

Kini, ia memahami bahwa momen itu adalah fase spiritual “Dark Night of the Soul”, proses hancurnya ego dan lahirnya kesadaran sejati.

“Saya bermimpi lagu ini bisa menemani siapapun yang sedang berada di jurang gelap yang tak bernama,” ujar Pasha.

Kemudian ada “Bayanganmu” dan “Deru Belenggu”, dua lagu yang lahir dari satu kisah cinta yang tak bisa dimiliki.

“Bayanganmu” melukiskan kerinduan yang senyap, sedangkan “Deru Belenggu” adalah jeritan jiwa yang terikat pada cinta yang tak bisa dilepaskan. (Idh/PP)

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
juliet project

JULIET PROJECT Pertanyakan “Baik atau Jahat” di Karya Terbaru

You cannot copy content of this page