Cita Rahayu semakin fokus menguatkan persona barunya, plus perpindahan genre musik yang semakin berkelas.
Setelah cukup sukses lewat trilogi “Titik Tiga”, kini Cita Rahayu kembali hadir dengan karya terbarunya yang berjudul “Niscaya Nirkala”.
Dari segi cerita, bisa dibilang lagu barunya ini merupakan prequel dari trilogi “titik tiga”, Ssebuah awal untuk karya baru Cita Rahayu selanjutnya.
Single ini juga merupakan sebuah lagu yang memiliki makna mendalam bagi personal Cita sendiri. Juga menjadi sebuah karya yang menghadirkan hal yang lebih abstrak.
“Niscaya Nirkala” menjadi teman untuk menyelami ruang tak berbentuk. Sebuah tempat dimana waktu tak lagi menjadi pengikat, dan keberadaan hanya bisa dirasakan lewat kesadaran.
“Niscaya Nirkala” bukan sekadar lagu, melainkan ekspedisi sonik ke dalam dimensi yang tak terdefinisikan, ruang antara realitas dan imajinasi, antara rasa dan intuisi. Rasa yang juga mungkin dirasakan oleh banyak orang.
Dalam karya ini, Cita mengekspresikan pencariannya akan makna di balik waktu, ruang, dan batas ego manusia. Sebuah kelanjutan alami dari filosofi spiral yang selama ini menuntunnya: koneksi antara alam semesta, tubuh, emosi, dan jiwa.
“Aku merasa bahwa dalam keheningan terdalam, kita justru paling terhubung. ‘Nirkala’ artinya melampaui waktu. ‘Niscaya’ adalah keyakinan—bahwa dalam ketakterbatasan itu, ada sesuatu yang pasti terasa. Mungkin bukan logika, tapi getaran,” ujar Cita, dalam info resmi yang diterima PentasPentas.
Single terbaru Cita Rahayu ini diproduseri kembali oleh sang suami, Mahardhika Soekarno, dimana musiknya menggabungkan orkestrasi ambient, eksperimen digital, dan melodi pentatonik Nusantara yang terjalin lembut melalui vokal Cita yang nyaris menyerupai mantra.
Komposisi ini menghadirkan suasana seperti ritual spiritual, seolah mengajak pendengar untuk menutup mata dan memasuki ruang antara, ruang dalam. Menemani untuk proses kontemplasi yang mendalam.
Dalam “Niscaya Nirkala”, Cita menggunakan format ansambel minimalis, berpadu dengan suara-suara atmosferik dari synthesizer modular dan lapisan vokal harmonik.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lagu ini terdengar sangat personal namun tetap universal—cocok saat merenung, bermeditasi, atau saat ingin menyelami sisi terdalam diri.
Lagu ini juga dapat menjadi jembatan menuju fase baru seorang Cita Rahayu, dimana ia tidak hanya bereksplorasi dalam tema emosional, tetapi juga filosofis dan spiritual.
Karya ini terasa paling jujur dan organik, mencerminkan keterbukaan sang penyanyi yang sempat dikenal dengan nama Cita Citata ini, terhadap pengalaman manusia yang berbeda-beda, namun memiliki esensi yang sama. (Idh/PP)