Jazz Gunung, sebuah event musik di kawasan Bromo, menjelma menjadi salah satu event jazz yang memiliki kekhasan, keunikan tersendiri. Dan tahun ini, telah memasuki usia penyelenggaraan ke-17.
“Indahnya Jazz, Merdunya Gunung” memadukan secara harmonis antara musik (jazz), alam hijau pegunungan, semilir angin, dan manusia.
Jazz Gunung Bromo dijadwalkan kembali hadir di Amphitheatre Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo.
Diadakan pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, pentas musik ini selalu hadir dengan pengalaman berbeda. Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan Jazz dengan pemandangan hijau pegunungan sebagai latar panggung yang menyegarkan mata.
Pada penyelenggaraan tahun ini dihadirkan dengan dukungan penuh dari BRI.
Dijadwalkan bakal terdiri dari tiga rangkaian event, yaitu BRI JAZZ GUNUNG Series 1: BROMO pada 19 Juli, BRI JAZZ GUNUNG Series 2: BROMO pada 26 Juli, dan BRI JAZZ GUNUNG Series 3: IJEN pada Agustus mendatang.
Diadakan di berbagai objek wisata alam di Indonesia, tentunya event ini juga mendapat dukungan yang luar biasa dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, pada konferensi pers Jazz Gunung yang diselenggarakan di Auditorium Institut Français D’Indonésie (IFI), Jakarta, Kamis (03/06).
“Bahkan nanti untuk BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen di tanggal 9 Agustus 2025, saya sudah berbicara dengan penyelenggara dimana nanti kita bisa berkolaborasi,” ungkapnya, dikutip PentasPentas.

“Sebenarnya ada beberapa skema dukungan dari Kementerian Pariwisata,” lanjutnya.
“Pertama, yang pasti adalah amplifikasi promosi, dimana Kementerian Pariwisata akan menggunakan semua channel media promosinya, bahkan termasuk LED, videotron yang berada di depan Patung Kuda di Kementerian Pariwisata bisa kita manfaatkan untuk bisa mengekspos kepada masyarakat luas. Sehingga nanti level of tendensi-nya jauh lebih banyak. Begitu juga media sosial yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata.”
Menanggapi dukungan ini, Sigit Pramono, Founder Jazz Gunung menyambut baik hal tersebut. Menurutnya, selama 17 tahun penyelenggaraan, baru tahun ini hajatan jazz-nya itu mendapatkan dukungan nyata dari pemerintah lewat kehadiran Vinsensius Jemadu dari Kemenpar.
“Semoga dukungan kementerian tidak hanya berhenti di tataran wacana, tapi bisa diwujudkan agar manfaat ekonomi lebih terasa bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Ditambahkannya juga, bahwa kini titelnya berkembang menjadi BRI Jazz Gunung Series, sebuah rangkaian festival jazz di berbagai gunung seperti Bromo, Ijen, hingga Slamet, yang ide awalnya lahir dari diskusi dengan Andi F. Noya.
Format “series” ini dinilai lebih menguntungkan secara komersial, baik bagi sponsor maupun pemerintah, karena mampu menciptakan dampak ekonomi yang lebih merata.
Selaku founder, Sigit juga memberi contoh konkret manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar Bromo. Mulai dari hotel, homestay, penyewa jeep dan kuda, hingga warung-warung kecil semua ikut terdampak.
“Kalau ada 2000 penonton, maka butuh 1000 kamar. Kami hanya punya 80, sisanya tersebar di sekitar Bromo, Pasuruan, Probolinggo, hingga Malang.”
Andy F Noya, selaku Advisor Jazz Gunung Indonesia juga membagikan hal unik dari pelaksanaan acara tersebut. Menurutnya, pentas jazz ini hadir dengan keunikannya, untuk menunjukkan bahwa musik jazz dapat dinikmati banyak orang.
“Selain memang tempat atau venue-nya di ketinggian, tapi kita bisa melihat bahwa selama ini musik jazz itu dianggap terlalu eksklusif, kemudian segmentasinya sempit sekali sedemikian rupa sehingga banyak orang-orang yang merasa bahwa mereka bukan menjadi bagian dari kegiatan jazz ini,” urainya.
Padahal, lanjut Andy lagi, jazz sebagai musik itu sifatnya universal. Ia membandingkannya dengan blues misalnya. Menurutnya, blues adalah teriakan orang-orang yang merasa memberontak, tapi kalau kita jazz itu sebenarnya justru membuka diri, inklusif, kesetaraan dan keberagaman.
“Ini dipertunjukkan dengan baik di Jazz Gunung,” ucapnya meyakinkan.
Info lebih lanjut bisa dipantau di jazzgunung.com. (Indah/PP)