Letto hadir kembali membuka 2025 dengan merilis single terbaru mereka, yang bertajuk “Sebening Senja”.
Ini adalah rilisan pertama mereka, berselang empat tahun sejak meluncurkan single berjudul “Fatwa Hati”. Tepatnya pada 2020 lalu.
“Sebening Senja” yang resmi dilepas pada 18 Januari 2025 ini digarap oleh Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe), sang vokalis.
Konsep lagu ini, dikutip dari info resmi yang diterima PentasPentas, mengisahkan perjalanan jiwa seseorang untuk mencari jawaban, namun akhirnya menemukan keajaiban dalam pencariannya sendiri. Seperti embun yang merindukan fajar, tapi justru menemukan keindahannya dalam kelembutan pagi.
Penggalan kalimat “Seandainya aku mengerti…“, lirik pembuka lagu tersebut bukanlah penggambaran sebuah penyesalan.
Namun, merupakan pintu masuk menuju eksplorasi mendalam tentang bagaimana ketidakpahaman kita tentang cinta yang justru membentuk perjalanan menemukan maknanya.
“Lagu ini berangkat dari momen yang kita semua pernah alami, saat kita merasa tidak siap menghadapi besarnya sebuah cinta,” ujar Noe mengawali.
“Tapi justru dari situlah perjalanan sesungguhnya dimulai.”
Menurut gitaris Agus Riyono (Patub), proses perekaman lagu ‘Sebening Senja’ dikerjakan mandiri di studio pribadi mereka.
Untuk proses akhir audio (mixing dan mastering), dikerjakan Sasi Kirono di Satrio Piningit Studio, setelah sebelumnya selalu mereka kerjakan sendiri.
“Lagu ini terhitung sudah lama, dibuat sekitar tujuh tahun lalu dan sudah mengalami beberapa revisi. Dikerjakan bersama lima lagu baru lainnya. Kami merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk dirilis,” kata Patub.
“Aransemen, rekaman semua instrumen, kami kerjakan sendiri,” lanjutnya. “Tapi untuk mixing dan mastering kami serahkan kepada Sasi Kirono, agar mendapat insight nuansa yang lebih baru.”
Untuk format audio visualnya, “Sebening Senja” dipercayakan digarap Bagoes Kresnawan, sutradara dari Gelora Abadi Sentosa Indonesia (GAS.ID).
Video klip ini rencananya akan dikeluarkan dua tiga pekan setelah format audionya muncul di gerai-gerai musik digital.
Noe menambahkan, video klip tersebut menggambarkan dinamika ayah dan anak menjadi satu interpretasi yang menyentuh. Tapi Letto tetap membuka ruang bagi pendengar untuk menemukan resonansi personalnya masing-masing.
“Seperti senja yang memberikan warna berbeda di setiap harinya, setiap pendengar akan menemukan warna makna yang berbeda dalam lagu ini,” ujar Noe menambahkan.
Seperti senja itu sendiri, maknanya hadir dalam gradasi yang berbeda bagi setiap pendengarnya.
“Serpihan surga..” yang disenandungkan bisa hadir dalam berbagai bentuk, mungkin dalam senyum seorang ayah, dalam kedamaian spiritual, atau bahkan dalam perjalanan menemukan diri sendiri.
Melalui “Sebening Senja”, Letto mengajak pendengar untuk tidak sekadar mendengar, tapi merasakan dan menemukan serpihan surga mereka sendiri.
“Karena terkadang, jawaban terindah hadir dalam perjalanan mencarinya,” tandas Noe menegaskan.
Letto yang terbentuk di Yogyakarta pada 21 April 2004 lalu ini pertama kali melejit di industri musik Tanah Air berkat single “Ruang Rindu” dan “Sandaran Hati”.
Video lirik lagu “Sebening Senja” bisa disaksikan via tautan ini. (camilla/PP)