SALE ALERT!
Dark Mode Light Mode

Rayakan Hari Ibu, Kunto Aji Suguhkan Video Penuh Haru

Video musik lagu itu divisualisasikan Kunto Aji cukup emosional, lantaran menangkap salah satu momen paling menggetarkan antara ibu dan anak.
kunto aji kunto aji
Artwork album "Pengantar Purifikasi Pikir” (Rancang Rencana Records)

Kunto Aji merayakan hari ibu dengan cara yang spesial untuk menangkap salah satu momen paling menggetarkan tersebut.

Ia mengekspresikan fase dewasa, saat sang anak keluar dari rumah dan memilih jalan hidupnya sendiri.

Hal itu ia tuang dalam sebuah lagu yang kini hadir dalam format video musiknya, bertajuk “Melepas Pelukan Ibu”.

Melalui lagu ini, menurut info yang disampaikan ke PentasPentas, Kunto Aji menyuguhkan tiga perspektif berbeda.

Pertama, dari sudut pandang ibu muda yang memproyeksikan masa depan anaknya. Kedua, seorang ibu yang harus melepas anaknya untuk merantau.

Sudut pandang yang terakhir adalah sang anak yang berusaha meyakinkan ibunya bahwa dia telah dewasa dan siap pada konsekuensi dan tanggung jawab hidup yang lebih besar.

“Salah satu titik balik kita bertumbuh adalah ketika kita memasuki dunia dewasa,” ujar Kunto menegaskan.

Dan salah satu momen yang paling berkesan bagi banyak orang, katanya, adalah ketika mereka mulai merantau.

“Lebih spesifik lagi, momen yang paling berkesan ketika kita merantau adalah ketika kita pertama kali meninggalkan rumah, saat kita melepas pelukan ibu.”

Video musik “Melepas Pelukan Ibu” digarap oleh sutradara Aco Tenriyagelli. Premis kisah dalam video musik bercerita tentang seorang anak laki-laki yang merantau dan hidup sederhana bersama seekor kucing. 

Lika-liku kehidupan dilalui, termasuk drama percintaan yang membuatnya terpuruk. Hingga akhirnya tersadar tak ada tempat pulang yang paling meneduhkan selain pelukan ibu.

“Aku percaya Aco sebagai sutradara film bisa membawa emosi terhadap video musik berkonsep naratif seperti ini,” kata Kunto mengenai konsep videonya.

“Aku membebaskan Aco untuk menginterpretasikan lagu ini. Akhirnya diterjemahkan Aco justru dari sudut pandang yang menarik. Dari sudut pandang seekor kucing.”

Mendengarkan dan menyimak video musik “Melepas Pelukan Ibu” pada momen Hari Ibu membawa kita pada kesadaran baru akan peran dan arti kehadiran ibu yang mungkin perlahan terkikis rutinitas dan beban hidup, atau bahkan tereduksi akibat hubungan yang kurang baik.

Kunto Aji berharap single ini setidaknya dapat membuat kita kembali melihat titik awal berpijak dan melangkah, sejauh apa perjalanan yang telah ditempuh dan ingat ke mana kita harus berpulang.

“Hal yang penting adalah menyadari titik dimana kita memulai semua ini. Memulai karier kita, passion kita, memulai apa yang kita kerjakan.”

“Mungkin ada yang mulai menikah, meninggalkan orang tuanya dan segala macam,” imbuh Kunto, “sehingga kita bisa mengukur dimana kita dulu dan di mana kita sekarang, dan setiap pulang kepada ibu kita menyadari itu semua. Ibu sebagai titik awal dan titik kalibrasi kehidupan.”

Video musik “Melepas Pelukan Ibu” dapat disaksikan di kanal YouTube Kunto Aji sejak 21 Desember 2024. Juga dapat didengar lewat platform streaming musik digital.

Single “Melepas Pelukan Ibu” sendiri merupakan trek kedua dari album penuh ketiga Kunto Aji, “Pengantar Purifikasi Pikir”. 

Lagu ini menjadi titian hangat memori hubungan ibu-anak pada masa lalu dan masa depan yang harus dijalani tanpa kehadiran ibu secara fisik di sampingnya.

Lepas dari bentuk relasi yang berbeda-beda tiap orang dengan ibunya, pelukan ibu adalah keniscayaan cinta yang agape.

“Melepas Pelukan Ibu” dikerjakan Kunto Aji dengan melibatkan dua sahabatnya, Afif Gifano dan Pandji Akbari Kautsar.

Kunto Aji secara musikal ingin menyampaikan bahwa “Melepas Pelukan Ibu” bukanlah hal yang sepenuhnya menyedihkan, melainkan ada harapan baru yang menunggu untuk dituai.

Hal itu tersirat dari aransemen yang ethereal sekaligus intens, menenangkan dan vibran.

Kunto juga menyematkan suara sayup burung di sela-sela lagu yang menggambarkan penjelajahan hal-hal baru.

Namun sesungguhnya, suara burung dalam lagu sebenarnya merupakan kesalahan. Waktu Kunto Aji menggarap aransemennya menggunakan MIDI, tanpa sengaja saat mengisi snare, preset suara tergeser.

Ketika diputar baru tersadar malah menjadi suara burung, bukan suara snare drum. Tetapi malah jadi unik dan secara filosofi cocok.

“Karena burung soaring the sky, pergi merantau atau meninggalkan rumah itu seperti burung yang terbang tinggi. Orang tua melepas kita untuk mengejar cita-cita!” (camilla/PP)

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
basyir

Basyir Jamili Tuang Pengalaman Pribadi di "S E M ; C O L O N"

Next Post
dongker

toxicdev! dan Dongker “Berdendang di Neraka” Bersama

You cannot copy content of this page