La Luna. Siapa yang masih ingat nama band ini? Trio asal Bandung, Jawa Barat ini pernah melejit di era awal 2000, saat merilis album debut bertajuk “Penggalan Kisah Lama” dengan single hit berjudul sama. Lalu semakin dikenal luas ketika melepas lagu “Selepas Kau Pergi”.
Kini, setelah hampir satu dekade vakum, band yang dihuni oleh Manik Prajana (vokal), Boyan Boyins (drum) dan Mufti ‘Ute’ Syarief (gitar) ini kembali menyapa industri musik Indonesia Tanah Air lewat rilisan tiga lagu sekaligus.
La Luna menandai kehadirannya dengan perilisan ulang tiga lagu fenomenal yang telah mengantarkan mereka meraih popularitas besar. Ya, lagu-lagu itu adalah “Selepas Kau Pergi”, “Penggalan Kisah Lama” dan “Lara Hati”.
Selain perilisan ulang, La Luna juga menghadirkan video klip baru untuk setiap lagu, yang dikemas dengan nuansa segar dan berbeda dari sebelumnya.
Meski demikian, ketiga video klip ini tetap mengangkat kisah dari masing-masing lagu, yang kini disajikan dalam bentuk sebuah trilogi cerita yang saling berkesinambungan.
Babak 01: “Penggalan Kisah Lama”
Di versi daur ulang “Penggalan Kisah Lama,” diceritakan tentang sepasang kekasih yang sedang berlibur di tempat favorit mereka. Namun, kebahagiaan mereka terganggu ketika sang pria ketahuan berselingkuh.
Sang wanita mengetahui perselingkuhan tersebut setelah mendengar percakapan telepon antara pria itu dan selingkuhannya. Tanpa basa-basi, wanita tersebut langsung meninggalkan kekasihnya yang telah mengkhianatinya.
Babak 02: “Selepas Kau Pergi”
Tiga bulan setelah terungkapnya perselingkuhan, sang wanita masih teringat dengan kisah cintanya yang lalu. Rasa rindu pun melanda, dan untuk mengobati perasaannya, ia kembali mengunjungi tempat favorit mereka bersama, dan melukis kenangan-kenangan indah mereka di sana.
Kelelahan membuatnya tertidur, dan dalam mimpinya, ia merasa bahwa kekasihnya kembali ke pelukannya. Ketika terbangun, ternyata mimpi tersebut menjadi kenyataan, dan mereka pun kembali bersama.
Babak Terakhir: “Lara Hati”
Di tempat yang sama, kebersamaan mereka kali ini tidak berakhir bahagia. Sang pria, yang sebelumnya berkhianat, kini merasakan karma. Ternyata, selama tiga bulan berpisah, sang wanita telah menemukan pengganti. Pada akhir kisah, sang wanita pergi bersama kekasih barunya, meninggalkan pria tersebut.
Ketika menggelar konferensi pers di kantor label mereka, Indo Semar Records yang berlokasi di kawasan Jakarta Barat, beberapa waktu lalu, Boyan menjelaskan bahwa keinginan untuk kembali ke dunia musik muncul saat pandemi Covid-19.
Pada saat itu, melalui siaran langsung di Instagram, La Luna merasakan kerinduan para penggemar yang masih mengapresiasi lagu-lagu hit mereka.
Kisah pun berlanjut ketika La Luna bertemu dengan Indo Semar Records, yang bersedia menjadi label untuk mewujudkan kembalinya mereka ke industri musik Indonesia.
“Momen awal sebenarnya saat pandemi kami sempat berkomunikasi live IG ada rasa rindu untuk bermusik kembali, tapi masih wacana dan belum terjadi,” ucap Boyan, dikutip dari info resmi yang diterima PentasPentas.
Pada 2023 lalu, menjadi titik awal La Luna kembali bermusik, saat diundang untuk tampil di salah satu festival besar di Bandung bersama band-band besar dengan tema “Bandung Heroes”.
Dan animonya luar biasa, penonton masih mengapresiasi lagu-lagu La Luna yang sudah vakum delapan tahun,” seru Boyan semangat.
“Berlanjut dengan kerja sama kembali dengan label ISR, sebagai label pertama yang menaungi La Luna, semakin memantapkan untuk comeback dengan karya-karya baru,” tambahnya.
Mewakili La Luna, Boyan berharap kembalinya band ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Ia berharap, remake tiga lagunya tersebut tidak hanya disukai oleh penggemar lama, tetapi juga dapat menjangkau pendengar baru, terutama generasi Z.
“… dan tentunya nama LA LUNA bisa kembali bersinar di musik Indonesia melalui karya-karya baru yang terbaik.”
Saksikan di tautan ini, video musik untuk lagu “Penggalan Kisah Lama“, “Selepas Kau Pergi” dan “Lara Hati“.
Sejak terbentuk pada awal Januari 2000, La Luna telah menghasilkan album “Penggalan Kisah Lama” (2000), “Dua Musim” (2002), “Menanti Pagi” (2003), “Indah Pada Waktunya” (2005), “Kilas Balik” (2008), “Berbunga Bunga” (2011) dan “Lembaran Baru” (2012). (camilla/PP)