“Zuzuzaza” dihadirkan Sal Priadi kembali dengan sentuhan remix. Uniknya, karya lagu tersebut dikumpulkan dalam sebuah paket album mini dengan tajuk “Zuzuzaza (Edit Pack)”.
Pasalnya, album tersebut memuat lima versi remix dari lagu itu, melibatkan lima orang produser/musisi untuk melakukan interpretasi ulang pada lagu yang spiritnya memang memberi lapangan main besar untuk direspon.
Berbicara tentang karya terbarunya ini, seperti yang dituturkan di siaran pers resmi yang diterima PentasPentas, Sal mengatakan, “Lagunya memang tentang membuat sesuatu, berkarya.”
“Di perjalanannya, ia bisa diterjemahkan jadi banyak hal, termasuk misalnya, jadi nama tur yang saya lakukan tempo hari. Nah, perbincangan untuk mengundang orang-orang melakukan interpretasi ulang ini sebenarnya sudah ada sejak lama,” ungkapnya lagi.
Kelima produser/musisi yang terlibat di proyek itu sendiri meliputi; Densky, Munir, Muztang, Namoy Budaya dan Tomy Herseta. Kelimanya punya arus yang berbeda.
Di keseharian, Sal Priadi, memang punya jaringan yang panjang kali lebarnya tidak tertebak. Pergaulan musiknya menyentuh berbagai macam kemungkinan untuk punya irisan dengan nama-nama tersebut.
Densky yang merupakan salah satu beatmaker/produser musik incaran banyak orang di skena hiphop lokal, untuk beberapa waktu, telah bekerja sama dengannya di belakang layar.
Pun hal yang sama, berlaku dengan Tomy Herseta, si musisi eksperimental, yang dalam kapasitas artistik lain menjadi salah satu kolaborator kepercayaan Sal Priadi.
Sementara Muztang yang punya latar belakang drum n’ bass dan aktif di Westwew Music, memberi warna lain yang nyata-nyata melebarkan interpretasi yang bisa terjadi pada lagu “Zuzuzaza”.
Elemen yang serupa, juga diberikan oleh kontribusi Munir, DJ/produser musik yang kerap bermain di ranah musik disko. Plus, ada DJ/produser reggae Namoy Budaya, melengkapi puzzle-nya.
Kelima produser tersebut, kata Sal, adalah orang yang sangat senang ia ikuti jejaknya. Ketika Sal menawarkan proyek remix ini ke mereka, ada keyakinan besar bahwa interpretasi mereka akan memberi warna yang super beda di “Zuzuzaza”.
“Dan ini bisa kita dengarkan bersama. Menarik banget sih, bahwa lagu yang numpang mampir ke saya, ternyata juga bisa punya aura yang baru ketika ditangani oleh orang lain,” lanjut Sal.
Rute yang ditempuh, sebenarnya adalah tribute sekaligus perayaan atas bergeloranya skena musik elektronik Indonesia, sebuah cabang musik yang sesungguhnya selalu punya nafas tebal dan panjang untuk hidup.
“Secara umum, scene beatmaker/DJ/produser memang dekat dengan saya. Jadi, sesungguhnya kerja dengan nama-nama yang ada di mini album ini, bukanlah sebuah hal yang aneh-aneh banget. Emang ketebak, kalau dari perspektif saya; bahwa musiknya sangat mungkin bermain sejauh itu.”
“Zuzuzaza (Edit Pack)” akan dirilis di sejumlah kanal musik digital. Tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan dirilis dalam bentuk fisik, mengikuti jejak dua album Sal Priadi yang telah dirilis dalam bentuk fisik.
“Biar bisa dimainkan pakai vinyl di klub-klub nanti,” tutup Sal Priadi.
Untuk diketahui, “Zuzuzaza” sendiri menjadi bagian dari album kedua Sal Priadi, “MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS”.
Ia juga telah merampungkan rangkaian konser untuk membawakan materi-materi dari album tersebut ke beberapa kota di Indonesia, bahkan sampai ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Salah satu video yang diunggah Sal di kanal YouTube bisa disaksikan di tautan ini. (camilla/PP)