Grup musik asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sweet Holic belum lama ini resmi melepas single dalam tajuk “Bersinggah”.
Project band ini sendiri digawangi oleh Dennis Talakua, seorang aranjer musik, produser sekaligus penulis lagu, dan Imanuel, seorang penyanyi independen asal Kupang.
Sedikit menjelaskan tentang Sweet Holic, seperti yang diterangkan Denis di siaran pers yang terkirim ke PentasPentas, merupakan proyek band, namun dengan format berdua.
“Di mindset gue sekarang tuh mengumpulkan personel satu-satu seperti gitaris, bassis, drummer itu memang agak sulit,” ucapnya terus-terang.
“Dan gue mau bikin beberapa project band dengan gue lebih banyak meng-hire vokalisnya, karena gue sendiri suka menciptakan lagu tapi gue belum pede menyanyikan sendiri. Intinya, semua musik gue yang bikin dan akan dinyanyikan oleh satu vokalis,” imbuhnya.
Lagu “Bersinggah” sendiri dipilih sebagai single perdana dari proyek ini. Dengan nuansa pop, tembang ciptaan Dennis bersama Imanuel ini hadir dengan vibes musik chill dan manis di telinga.
Dennis mengklaim, bahwa lagu ini masih berhubungan dengan percintaan. Tentang hubungan yang masih dalam tahap pendekatan.
“Dia ingin mengajak seseorang yang disukai untuk bersinggah di hatinya karena seseorang ini terlalu spesial baginya. Jadi lagu ini seperti ajakan untuk ‘mau enggak loe jadi kekasih hati gue?’”
Proses penggarapan “Bersinggah” diakui masing-masing personel cukup panjang. Lagu yang sudah dibuat Dennis dari tahun lalu ini terkendala kondisi jarak Imanuel yang berdomisili di Kupang dan Dennis di Jakarta.
“Awalnya gue dan Lala (Marion Jola) lagi main ke kampungnya Lala di Kupang. Kemudian gue ketemu dengan komunitas musik di sana dan bertemu dengan Imanuel. Lalu kita jamming, gue pikir ‘wah ini orang suaranya asyik banget’. Ternyata dia vokalis band indie yang sudah mengeluarkan single, namanya Nocturnes,” ujar Dennis.
“Berjalan dengan kesibukan masing-masing, setahun kemudian gue ketemulah melodi untuk lagu ini dan karakter vokal yang paling cocok dengan lagu ini adalah Imanuel,” imbuhnya.
Secara konseptual, Sweet Holic ingin mengedepankan pilihan bermusik dengan background yang masih jujur alias menggunakan instrumen musik organik atau alami, dibandingkan musik digital.
Mengambil jalur independen, grup musik ini merasa lebih bebas dalam berkarya, tanpa batasan namun tetap memiliki identitas bermusik sendiri dalam menyuguhkan musik yang mereka sukai untuk dinikmati para pendengarnya.
“Di sini gue menghadirkan vibes pop tahun 90-2000an karena gue rasa di era sekarang udah jarang banget musisi atau band yang dalam menciptakan karya menggunakan instrumen yang organik. Bahkan di sini ada part lagu dengan solo gitar yang mulai jarang digunakan.”
Menurut Dennis, sekarang banyak orang sudah mulai bikin lagu dengan kord, sequence dan lirik yang sederhana. Sejinhha, hal-hal fundamental di musik yang krusial menjadi hilang. Makanya di Sweet Holic, ia berusaha berkarya secara jujur saja.
“Dengerin musik yang mau gue denger, bikin lagu yang gue mau dan mainkan musik yang gue suka. Gue yakin pendengar musik bisa rasakan nilai otentiknya.”
Dennis sendiri sudah menyiapkan tiga lagu yang siap rilis untuk proyek ini. Sesuai namanya, Sweet Holic berharap bisa memberikan karya-karya orisinil yang bakal disukai banyak orang.
Kata Dennis lagi, ia ingin mengembalikan momen masa-masa musik yang bebas, yang jujur dan memiliki memori yang kuat lewat instrumennya, lirik dan notasinya.
“Semoga lagu ini bisa jadi obat rindu kalian akan musik di era itu.” (camilla/PP)