Pada 25 November lalu – atau tepat 19 tahun sejak terbentuk – grup band Drive menandai penambahan usia itu dengan merilis single baru berjudul “Dilematika”.
Lagu tersebut merupakan salah satu karya yang bakal menyesaki album terbaru mereka. Rencananya, menurut info resmi yang diterima PentasPentas, album studio ketujuh tersebut akan berjudul “Satu 7an”, dan dicanangkan rilis bulan depan.
“Dilematika” sendiri terbilang unik, jika dibandingkan dengan lagu-lagu Drive sebelumnya. Diciptakan oleh bassis dan salah satu personel terlama di Drive, Dygo Pratama, rupanya sebagian notasinya didapatkan dari mimpi. Khususnya di bagian reffrain atau chorus.
“Proses pembuatannya agak unik sepanjang pengalaman gue menulis lagu untuk Drive. Terinspirasi dari mimpi,” ujar Dygo menegaskan.
Suatu saat, kata Dygo, ia melantunkan nada dalam mimpi, dan seketika terbangun. “Kok nadanya enak ya?” Ia mengenang. Tanpa pikir panjang, ia langsung bersenandung dan merekam nada itu di ponsel, lalu kembali melanjutkan tidur.
Namun usai momen itu, rekaman yang awalnya diberi titel “Dalam Mimpi” itu terlupakan dan tersimpan cukup lama. Sekitar enam bulan, sebelum ‘ditemukan’ Dygo kembali ketika sedang menjalani penggarapan album ketujuh Drive. Singkat cerita, notasi itu lantas dikembangkan, dan dijadikan lagu secara utuh dengan judul “Dilematika”.
Inspirasi liriknya sendiri, menurut Dygo, didapatkan dari sebuah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang ia baca, dimana sang korban kekerasan masih sangat mencintai si pelaku. Walaupun telah mendapatkan perlakuan yang sangat tidak menyenangkan. Tapi di lagu “Dilematika”, Dygo membuat sudut pandang liriknya justru dari sang pelaku kekerasan.
“Yang menyanyikan lagu ini adalah si pelaku, kayak bilang, ‘Udah, lo tinggalin gue aja. Gue salah nih, gue jahat!’ Tapi si korban tetap keukeuh, dia nggak mau ninggalin, cinta banget dan nggak mau lepasin pasangannya itu. Setelah lagunya jadi, judul diganti jadi ‘Dilematika’, yang artinya ‘bimbang’.”
Dalam mengaransemen lagunya, gitaris Budi ‘Bhusdeq’ Rahardjo yang mengeksekusinya menegaskan sebisa mungkin mengemas sesuai mood dan alur cerita lagu itu sendiri. Dibuka dengan ritem bass yang jelas, lalu dilanjutkan dengan ketukan balada khas era 80-an. “Dilematika” sekaligus menjadi lagu penutup dalam album ketujuh Drive.
Angin Segar
Selain unik, momentum perilisan “Dilematika” juga tentunya sangat istimewa dan bermakna bagi para personel Drive, yang juga diperkuat dramer Rudy Sabar dan vokalis Axl Ramanda. Karena diluncurkan secara resmi tepat di hari ulang tahun Drive yang ke-19.
Tidak mudah menjalani waktu selama itu, dalam segala kondisi yang tentunya tidak semua menyenangkan. Mereka telah menginjak banyak kerikil tajam, namun harus terus berjalan, sambil memikul tanggung jawab untuk menjaga keutuhan band dan membuatnya tetap relevan dengan segala perubahan tren.
“Udah banyak perubahan era, dan tantangannya pada saat kami harus menyesuaikan diri dengan selera pendengar saat ini. Nggak mungkin gue dan Budi sebagai personel terlama memaksakan keinginan kami,” tutur Dygo mengakui.
Sepanjang 19 tahun perjalanan karier Drive, mereka telah menjalani pergantian personel yang cukup banyak. Kendati demikian, mereka bisa membuktikan bahwa terus berkarya adalah hal yang utama, walau vokalis berganti berkali-kali.
“Kami tetap membuat karya, tetap membuat album. Kami sudah mengeluarkan enam album, dan akan merilis album ketujuh, selama 19 tahun. Ada rasa bangga tentunya, bisa bertahan dalam segala kondisi. Ada juga rasa tanggung jawab yang besar untuk membuat Drive tetap ada dan bisa lebih besar dari sebelumnya. Itu yang bikin kami terus bertahan,” urai Dygo meyakinkan.
Senada dengan Dygo, menurut Budi, tantangan Drive yang sesungguhnya justru bukan dari banyaknya band baru yang bermunculan. Melainkan lebih ke bagaimana menjaga produktivitas. “Band itu, kalau malas produksi rekaman, bikin konten, music video atau konser, mending bubar saja!”
Makanya, dengan bergabungnya vokalis Axl dalam dua tahun terakhir, membuat Drive sedikit banyak mendapatkan angin segar. Usia yang terpaut jauh dengan personel lama Drive justru mereka anggap sebagai sebuah keuntungan.
“Axl bisa memberikan pemikiran-pemikiran yang mungkin tidak terpikirkan oleh kami, karena berasal dari era yang berbeda. Itu sebuah hal yang bagus,” kata Dygo.
Ibarat batu-batuan sedimen, Budi mengimbuhi, era baru Drive dalam lima tahun terakhir sedikit demi sedikit mulai melapisi era-era sebelumnya. Menuju 20 tahun, band ini malah terasa lebih ‘muda’.
“Bukan hanya karena vokalisnya, tapi juga semangat dan gaya bermusiknya,” cetusnya semangat.
Bagi Axl, dua tahun bersama Drive memang belum memberinya banyak pengalaman. Tapi ia melihat, pergerakan band ini sangat bagus. Ia pun sangat berharap, menuju 20 tahun, beberapa hal yang ditargetkan bisa terpenuhi.
“Semoga bisa lebih dikenal lagi dengan formasi terkini. Mudah-mudahan di ultah ke-20 tahun depan bisa gelar konser tunggal besar-besaran, dengan peminat atau penonton yang besar-besaran juga,” serunya.
Lalu, Rudy menambahkan, ia berharap menjelang dua dekade usianya, Drive tetap kompak, dengan semangat berkarya yang terus bergolak.
“Harapan di 2025 mendatang, harus ada yang spektakuler dari Drive, karena akan genap 20 tahun berkarya. Semoga tidak ada kendala dan dilancarkan oleh Allah SWT. Amin!”
Album “Satu 7an” sendiri bakal memuat tujuh lagu. Lima di antaranya karya baru, plus dua lagu lama yang didaur ulang, yakni “Akulah Dia” dan “Melepasmu”. (*/PP)