Pemain biola klasik Iskandar Widjaja kini memutuskan beralih ke musik bernuansa pop melalui perilisan single terbarunya bertajuk “Lacrimae”.
Unik, single yang ditulis sendiri olehnya ini dibalut dalam bentuk doa dalam lima bahasa yakni Prancis, Latin, Inggris, Jerman, dan Indonesia.
Potongan ayat yang diulang dalam lagu tersebut berbunyi, “May God bless you in your sweet pain and may you, bleeding heart, shed light on your soul Love, fear, prayer, blood.”
Love, fear, prayer, blood—empat kata tersebut mewakili konotasi religius yang sugestif yang diulang seperti mantra di seluruh lagu dalam kaitan menurun yang menarik.
Lagu ini, seperti yang diungkap di siaran pers yang diterima PentasPentas, juga dilengkapi dengan adanya musik dari solo biola Toccata yang lirih namun penuh keahlian yang mewujudkan keterampilan dan ekspresi biola Iskandar.
Pun, Iskandar menggubah lagu itu di rumah dengan pianonya dalam pendalaman kreatif yang mendalam tanpa pengaruh eksternal.
“Lacrimae” juga hadir dalam format video musik yang direkam di Pulau Nusa Kambangan, lokasi sebuah penjara dengan tingkat keamanan tinggi.
Ide tersebut lahir setelah Menteri Yasonna Laoly mengundang Iskandar Widjaja untuk tampil di acara Hari Bakti Kemasyarakatan ke 60 Kemenkumham bersama warga binaan Lapas Cibinong.
Proyek tersebut mengubah hidup Iskandar karena mengingatkannya akan kekuatan musik yang murni serta bagaimana musik dapat membantu dan menyembuhkan orang-orang yang berada dalam kondisi eksistensial seperti itu.
Iskandar mengklaim, bahwasannya lagu tersebut tidak dikonotasikan dengan agama tertentu, tetapi lebih ke arah keyakinan spiritual akan jati diri yang lebih tinggi dan Tuhan dalam arti yang lebih luas.
Video musik tersebut juga menyertakan adegan akting di telepon penjara, dimana Iskandar menyampaikan monolog yang sangat pribadi yang menyaring esensi lagu tersebut.
Menyoal beralihnya Iskandar ke musik pop, kisah evolusi gaya musiknya dimulai sejak era pandemi. Karena semua konser publik dibatalkan, Iskandar tiba-tiba memiliki banyak waktu luang dan mencari jalan keluar untuk kreativitasnya.
Ia mulai menulis lagu sebagai hasil alami dari sifatnya yang penuh inspirasi dan menetapkan tujuan untuk merilis satu video musik setiap bulan di YouTube.
Semuanya diproduksi secara independen, dan tanggapan yang diterimanya sangat menakjubkan. Pada akhir pandemi, videonya telah mengumpulkan lebih dari 10 juta penayangan di berbagai media sosial dan ia mulai mendiversifikasi gaya ekspresinya dalam bermusik.
Dikenal terutama sebagai pemain biola klasik, Iskandar telah memenangkan banyak penghargaan dan hadiah Internasional dalam musik klasik seperti medali emas di “International Hindemith Violin Competition”, hadiah Bach dan Beethoven terbaik di “Concorso Postacchini Italy”, dan banyak hadiah nasional Jerman. (camilla/PP)