Engage In Vengeance atau kerap disingkat EIV terus melakukan eksplorasi dan manuver-manuver berbahaya dalam perkembangan perjalanan karir musik mereka. Walau bisa dikatakan, kiprahnya masih terbilang belia.
Bulan ini, tepatnya lebih setahun sejak grup metalcore yang berbasis di Jakarta ini melemparkan album mini (EP) “Rising Beyond The Eclipse”, band yang dihuni oleh Matheo In Rio (vokal), Evan Nape (gitar), Gilang Ardhan (drum) dan Liya Amelia (bass) melepas single baru berjudul “Satu Jiwa Satu Rasa”.
Di lagu tersebut, seperti yang disampaikan ke PentasPentas, EIV tetap konsisten menyodorkan konsep musik yang beraliran keras, namun dengan versi yang lebih bisa diterima di semua kalangan.
“Dengan catatan tetap tidak menghilangkan nyawa dari EIV sendiri,” ujar Evan Nape memberi penegasan.
“Kami ingin sebanyak-banyaknya tampil di berbagai acara musik, dan juga berkolaborasi dengan berbagai pihak. Kami sangat sadar bahwa kami adalah band baru dan dengan melakukan kolaborasi, di situ kami akan menambah pengalaman dan pembelajaran,” seru Matheo menambahkan.
Nah, berkaitan dengan soal kolaborasi tadi, kini lewat “Satu Jiwa Satu Rasa” mereka berhasil mewujudkannya. Kali ini, untuk pertama kalinya EIV bekerja sama dengan klub sepakbola Arema FC. Bagi EIV, proyek ini bagai mimpi yang terwujud. Sebuah kolaborasi unik, karena menggabungkan musik dengan olahraga sepak bola.
“Pada dasarnya kami menyukai olahraga walau kadang mungkin hanya sampai game saja,” ujar Matheo sambil tertawa.
Tapi lewat liriknya, EIV ingin menonjolkan pesan yang positif, dimana dalam berbagai peristiwa keterpurukan dalam sebuah pertandingan, kita harus mampu bangkit dan terus membakar semangat.
“Secara musikal, segala bentuk kejatuhan kan (kesannya) dark gitu ya. Cocok dengan musiknya EIV. Namun, seperti mini album kami yang bertema motivasi diri – maka kami berpikir bagaimana dari jatuh bangun bisa menuju keceriaan, fun lagi, tak hanya bergumul pada faktor kekalahan dan kekecewaan mendalam yang berlebih,” seru Gilang Ardhan meyakinkan.
Jika menyampaikan pesan-pesan moral kebaikan adalah tugas seniman, maka EIV ingin menjadi bagian dari itu semua. “Kalau bukan dimulai dari kami sebagai musisi, kepada siapa dan kapan lagi pesan perubahan untuk menjadi lebih baik di setiap aspek ‘hobi’ dapat tersampaikan kepada pecinta musik dan pecinta sepakbola Tanah Air,” cetus Liya, satu-satunya personel wanita di band ini menambahkan.
Untuk proses produksi, penggarapan “Satu Jiwa Satu Rasa” terbilang cepat dan tanpa hambatan. Satu-satunya faktor yang butuh penyesuaian lama hanya di lini lirik, dimana untuk pertama kalinya EIV harus menulis lirik dalam Bahasa Indonesia.
Lalu demi mendapatkan komposisi yang lebih mudah diakses banyak kalangan, kali ini EIV juga bekerja sama dengan Anasthasia Sadrach, sosok belakang layar yang telah berpengalaman dalam meracik produksi lagu-lagu milik sejumlah band besar Tanah Air macam Peterpan, Letto, Nidji, d’masiv, Geisha, Vierra, Iwan Fals hingga Chrisye.
Sejak 11 November 2024 lalu, “Satu Jiwa Satu Rasa” sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital. Untuk video liriknya, bisa ditonton di kanal YouTube. (*/PP)