Lagu baru Sheila on 7 ini terpaut jeda enam tahun sejak melepas lagu “Film Favorit” pada Januari 2018 silam.
Para personel band pop idola segala usia asal Yogyakarta ini, yakni gitaris Eross Candra, vokalis Akhdiyat Duta Modjo dan bassis Adam Muhammad Subarkah menyebut “Memori Baik” cukup berbeda dibanding lagu-lagu Sheila on 7 sebelumnya.
Tidak didominasi soal asmara, melainkan terasa lebih emosional lantaran liriknya menceritakan tentang rasa perhatian dan kasih sayang orang tua pada anaknya. Kata Eross, temanya lebih spesifik.
“Bahwa pada saatnya nanti, orang tua harus merelakan anaknya menjadi dewasa dan mempunyai jalan hidup sendiri. Intinya seperti itu,” ujar Eross meyakinkan, lewat siaran pers yang diterima PentasPentas.
Lirik “Memori Baik”, imbuh Duta, bisa pula ditafsirkan bahwa setiap orang, cepat atau lambat, harus mempersiapkan diri untuk legawa ketika suatu saat nanti orang-orang terdekat, apakah itu keluarga, sahabat, atau pun teman masa kecil, harus menjalani kehidupan ini dengan cerita dan cara mereka sendiri.
“Kebetulan yang diceritakan di ‘Memori Baik’ adalah bagaimana orang tua berusaha untuk ikhlas menghadapi kenyataan bahwa anaknya telah tumbuh dan mulai merangkai perjuangan dan kisah hidupnya sendiri. Karena semuanya bisa saja berubah pada waktunya, dan pada akhirnya akan selalu bisa jadi memori,” Duta melanjutkan.
Khawatir Sheila on 7 Berakhir
Sekitar empat tahun lalu, adalah awal penggarapan “Memori Baik”. Tepatnya saat pandemi melanda. Awalnya, liriknya justru bukan bercerita tentang memori orang tua pada anaknya, melainkan bercerita tentang hal lainnya.
Kata Eross, kala itu ia kalut dengan situasi yang terjadi, secara pribadi juga mengkhawatirkan orang-orang terdekatnya, baik keluarganya sendiri maupun Sheila on 7. Ia sempat terpikir, bagaimana jika Sheila on 7 tak lanjut lagi?
“Kami memang sempat ada di fase itu. Besok nggak tahu kita akan seperti apa. Bukan cuma band ya, tapi semua lini. Nggak tahu, apakah masih ada hari esok atau nggak,” ujar Eross mengenang.
“Jadi kepikirannya waktu itu adalah, apa pun yang terjadi Sheila on 7 akan tetap menjadi memori baik buat saya pribadi. Tentunya juga buat teman-teman yang lain.”
Namun belum sempat disempurnakan, materi lagu itu nyatanya tersimpan begitu saja sampai saat yang tepat tiba.
Hadirkan Putri Sulung Duta
Di lagu “Memori Baik”, juga terasa spesial bagi Sheila on 7 karena mereka turut melibatkan Aishameglio Duta Chiara, puteri sulung dari Duta. Sosok Aisha tentu tak asing, karena sejak awal tahun, ia hampir selalu ikut tampil bersama Sheila on 7 di panggung musik sebagai penyanyi latar.
O ya, selain itu, saat tampil di panggung Sheila on 7 kini selalu diperkuat beberapa musisi pendukung. Mereka adalah Elang Nuraga (gitar akustik dan elektrik), Vicki Unggul (kibor), Bounty Ramdhan (drum) dan Aisha tentunya.
Sejak awal, Eross mengakui, “Memori Baik” memang ia siapkan untuk format featuring. Eross membayangkan, apa pun temanya, apa pun yang dibicarakan di situ, lagu itu nantinya tak dipresentasikan oleh satu orang saja.
Selain itu, memanfaatkan momentum itu, Eross juga lantas mengubah liriknya agar lebih relevan dengan kondisi sekarang. Bahwa semua yang sudah terlewati bisa jadi memori baik.
Memori Baik di Jepang
Berawal dari ide spontan Eross, dimana ia mengajak teman-temannya untuk rekaman dengan format yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Sempat tercetus untuk melakukan rekaman di Eropa. Namun opsi itu urung dilakukan.
Mereka akhirnya tetap melakukan rekaman “Memori Baik” di Yogyakarta. Alasan untuk merekam semua instrumen dan vokal di kampung halaman mereka sendiri adalah untuk mempersingkat waktu produksi agar lebih efisien.
Namun khusus pengerjaan mixing dan mastering, mereka memilih mengeksekusinya di Jepang. Tepatnya, proses mixing dikerjakan oleh Yuta Yoneyama dan masteringoleh Hidekazu Sakai di Sony Music Studios, Akasaka, Minato City, Tokyo.
Secara signifikan, hasil mixing mastering pun sangat berbeda. “Karena itu kan berkaitan dengan taste si engineer. Makanya kami ingin coba pengalaman baru di sana,” ujar Adam memberi alasan.
Selain melakukan proses mixing-mastering, Sheila on 7 juga sekaligus melakukan rekaman liveperformancevideodari beberapa lagu mereka di studio yang sama. Pengalaman itu diakui mereka sangat berkesan karena terasa sangat berbeda.
“Karena kalau take live kanemosinya sudah pasti lebih greget. Sedangkan kalau trackingmultitrackbiasanya kan penuh kehati-hatian. Tracking live itu istilahnya ada sedikit cerobohnya, dan terkadang justru itu yang bikin suasananya jadi lebih hidup,” seru Adam lagi, semangat.
Dengan dirilisnya “Memori Baik”, menurut Duta, secara tidak langsung sekaligus untuk menepis anggapan bahwa Sheila on 7 sudah cukup nyaman mengandalkan karya-karya yang lama saja. Tapi kenyataannya, selama menjalani masa-masa di rumah saat pandemi, mereka tetap menabung karya-karya baru.
“Dan proses kreatif kami akan selalu berjalan selama band ini masih ada. Semoga ‘Memori Baik’ ini akan jadi awal cerah bagi karya-karya baru Sheila on 7 lainnya di masa mendatang,” imbuhnya berharap. (camilla/mdy/PP)