SALE ALERT!
Dark Mode Light Mode

VOICE OF BACEPROT Lawan Ketidakadilan, Serukan “Put The Gun Down”

Bukan sekadar musik, tapi di lagu ini Voice of Baceprot tegaskan posisi mereka sebagai suara generasi muda yang menolak bungkam terhadap situasi sosial-politik.
voice of baceprot voice of baceprot
Penampilan VOICE OF BACEPROT di panggung Pesta Pora 2024.

Trio heavy metal asal Garut, Voice of Baceprot (VoB), kembali hadir dengan karya terbaru mereka yang berjudul “Put The Gun Down”.

Single ini mengusung semangat perlawanan terhadap berbagai bentuk represi, kekerasan, dan ketidakadilan sosial. 

Lagu ini resmi dirilis pada 25 April 2025, menyusul single sebelumnya “Mighty Island”, yang juga sarat akan pesan kemanusiaan dan perlawanan.

Dihuni oleh Firda “Marsya” Kurnia (gitar dan vokal), Widi Rahmawati (bass), serta Euis Sitti Aisah (drum), Voice of Baceprot dikenal sebagai band muda dengan visi kuat dalam menggabungkan musik bertenaga dengan pesan sosial yang tajam. 

Dalam “Put The Gun Down”, mereka kembali menegaskan posisi mereka sebagai suara dari generasi muda yang menolak bungkam terhadap situasi sosial-politik yang semakin mengkhawatirkan.

Dalam pernyataan resmi yang diterima PentasPentas, Voice of Baceprot menyampaikan bahwa lagu ini merupakan respon atas meningkatnya represi, ketimpangan kebijakan, serta pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi.

Hal yang dirasakan secara kolektif oleh banyak anak muda di Indonesia.

“Hari ini kewarasan kita diuji. Kebijakan-kebijakan yang lahir tidak lagi mencerminkan kebijaksanaan, melainkan hanya menyengsarakan rakyat,” ungkap mereka emosional.

“Put The Gun Down” hadir sebagai bentuk seruan untuk meletakkan senjata—secara harfiah maupun simbolik—dan menolak kekerasan dalam berbagai bentuknya. 

Dengan nada yang tegas, Voice of Baceprot mengecam sistem kekuasaan yang korup, serta struktur sosial yang membiarkan “predator kehidupan” terus merajalela dan merampas masa depan generasi bangsa. 

Lagu ini digambarkan sebagai lonceng peringatan bahwa keadaan hari ini tidak baik-baik saja dan bahwa keheningan bukanlah pilihan.

Marsya, sang vokalis, menekankan bahwa karya seni bukan sekadar wadah estetika, melainkan juga medium perjuangan yang memiliki kekuatan untuk menyuarakan kebenaran dan membela kemanusiaan.

“Sebagai musisi yang belumlah lagi ajeg mempertahankan hidup, sepenuh kesadaran kami menginsafi bahwa laku karya keberadaan kami akan selalu terikat dengan tanggung jawab moral atas hidup yang harus dijaga agar berjalan dengan semestinya.”

“Bahwa karya mesti lahir dari rahim kejujuran dan berpihak sebenar-benarnya pada kemanusiaan,” urai Marsya semangat.

Dengan raungan gitar yang penuh tenaga, entakan drum yang intens, serta lirik yang menyuarakan perlawanan, “Put The Gun Down” memantapkan posisi Voice of Baceprot sebagai salah satu band paling vokal di skena musik alternatif Indonesia saat ini. 

Mereka bukan hanya memainkan musik, tetapi menjadikan musik sebagai senjata untuk melawan ketidakadilan dan menyuarakan suara-suara yang selama ini terpinggirkan.

Single ini juga direncanakan menjadi bagian dari album mini terbaru yang tengah digarap dan dijadwalkan rilis dalam beberapa bulan ke depan.

Karya ini sekaligus diharapkan menjadi semacam “amunisi artistik” yang terus menyala di tengah tantangan zaman.

“Put The Gun Down” kini telah tersedia di seluruh platform musik digital dan disiapkan menjadi anthem perlawanan bagi siapa pun yang terus berjuang melawan penindasan dalam berbagai bentuknya. 

Dengan semangat yang tak pernah surut, Voice of Baceprot sekali lagi membuktikan bahwa musik bukan hanya alat hiburan—tetapi juga alat perjuangan yang paling jujur dan tak mudah dibungkam. (camilla/PP)

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
mungare

MUNGARE dan ADINDA SHALAHITA Merelakan Patah Hati dengan “Cara Terbaik”

You cannot copy content of this page