T.Rucira ekspresikan sebuah refleksi mendalam mengenai pencarian tanpa henti di lagu barunya yang berjudul “Byar”.
Pesan yang pada akhirnya membawa kita kepada satu kesimpulan yang sederhana namun penuh arti: diri kita sendiri.
Lagu “Byar” menggambarkan kegelisahan yang sering dialami oleh banyak orang, yaitu pencarian akan seseorang yang dapat selalu ada, yang bisa mengisi kekosongan dalam hidup.
Kegelisahan ini tercermin dalam upaya mencari kepuasan dan kebahagiaan di berbagai tempat, seperti di kantor, kafe, konser, bahkan dalam aplikasi kencan daring.
Takut akan kesendirian seringkali mendorong untuk terus berputar-putar, berharap bisa menemukan seseorang yang dapat membuatnya merasa utuh.
Namun, kenyataannya, siapa pun bisa pergi kapan saja. Orang bisa berubah pikiran, bisa berbohong, atau bahkan menyembunyikan sisi-sisi dari dirinya yang tak akan pernah kita pahami sepenuhnya.
Ketika semua orang yang kita harapkan untuk ada itu hilang, apa yang akan tersisa? “Byar” memberikan jawaban yang penuh kepasrahan, namun juga memiliki nuansa menantang.
Lirik seperti ‘Biar badai menderai, biar dunia mencela‘—menegaskan bahwa tidak perlu takut atau cemas.
“Gue punya diri sendiri. Di antara gemuruh semua orang, ‘Byar’ adalah sebuah pernyataan bahwa tak perlu selalu ikut dalam kegaduhan,” tutur T.Rucira yang dituangkan di siaran pers resminya, yang diterima PentasPentas.
Dengan aransemen musik yang terasa bebas dan lirik yang mengalir seperti aliran pikiran, “Byar” menangkap perasaan berantakan, serupa suara yang terpecah dan berserakan, namun pada akhirnya menemukan bentuk dan keseimbangannya sendiri.
“Lagu ini menggambarkan bagaimana kita kadang harus melewati kebingungan dan kekacauan untuk kembali menemukan pusat diri kita.”
“Byar” juga mengajak pendengar untuk mendengarkan, meresapi, dan menemukan diri mereka di tengah suara-suara yang terpecah, namun selalu kembali kepada satu titik pusat yang tak tergantikan: diri sendiri.
Untuk aransemen dan proses produksinya, “Byar” dikerjakan oleh Riana Pohan, juga dibantu oleh Dave Forno dan Annisya Andrianti.
Instrumen gitar dimainkan oleh Rama Prayogo, sedangkan bass diisi oleh Navarro Gana. Untuk bagian vokal latar, Riana Pohan sendiri turut berkontribusi.
Terakhir, proses mixing dan mastering lagu ini dikerjakan oleh Rizki Kurniawan. “Byar” dirilis di bawah naungan label Afterschool Records.
Video lirik “Byar” bisa disaksikan via tautan kanal YouTube ini. (camilla/PP)