The Panturas menyuguhkan single terbaru bertajuk “Jimat”, dengan menggandeng musisi pop Sunda legendaris, Doel Sumbang sebagai kolaborator.
“Jimat” sendiri menjadi single kedua menuju perilisan album mini mereka, “Galura Tropikalia” yang kabarnya bakal diluncurkan via Los Panturas Ent. pada November 2024 mendatang.
Melalui single tersebut, band yang beranggotakan Kapten Kuya (dram), Bagus (bass), Ijal (gitar), dan Acin (gitar/vokal) siap memulai petualangan baru mereka di industri musik.
Lagu berdurasi sekitar tiga menit 20 detik ini bercerita tentang nasihat dari orang yang berumur lebih tua, misalnya orang tua atau kakek dan nenek, bahkan kerabat terdekat.
Seperti dalam wejangan kuno budaya Sunda yang berbunyi: doa indung jadi jimat, doa bapak jadi ubar (doa ibu jadi penangkal, doa bapak jadi obat).
Dari segi liriknya, Ijal sebagai penulis mengeksplorasi lebih jauh setiap istilah dan kalimat yang ditulis. Liriknya terkesan seperti sebuah jampi atau jampé dan rajah yang biasa dilafalkan dalam ritual kesundaan, pupuh, dan dongeng Sunda.
Jika seluruh lirik diterjemahkan, maka pendengar bakal disuguhkan papantunan atau lebih populer dengan sebutan paribasa dan peribahasa.
“Peribahasa-peribahasa Sunda yang sering saya dengar sejak dulu, saya masukan ke dalam lirik,” tutur Ijal, sapaan akrab Rizal Taufik.
“Lewat lagu ‘Jimat’ saya ingin menyampaikan bahwa dalam menjalani hidup kita harus mempunyai pegangan,” pungkasnya.
Single “Jimat” sekaligus menjadi sebuah perayaan, khususnya bagi Ijal dan Kapten Kuya. Sebab selain bisa mengajak kawan-kawan kolaborator terdekatnya lagi, mereka juga berhasil menggaet sang musisi pop Sunda legendaris yang jadi idolanya sejak kecil, yakni Doel Sumbang.
Menurut info yang diterima PentasPentas, pertemuan pertama mereka jadi salah satu proses paling menarik dalam penulisan hingga perekaman “Jimat” karena Doel Sumbang mengaku telah mendengar musik The Panturas sejak lama.
Ijal pun mengaku bahwa sosok Kang Doel merupakan salah satu wishlist sejak lama ketika membentuk grup rock selancar kontemporer tersebut. Karena hal ini pula, proses penggarapan lagu justru dirasa menjadi tidak terlalu sulit bagi awak kapal The Panturas.
“Doel Sumbang itu idola saya dan Kuya (Surya Fikri, dram). Lagu-lagu Doel Sumbang selalu masuk playlist keluarga kami ketika bepergian,” ungkap Ijal.
“Alhamdulilah dibantu Abah Iyo dari Pure Saturday akhirnya kami dapat berkolaborasi,” tuturnya lagi.
Sementara itu, The Panturas loyal dengan identitas ‘Nangorian surf-rock‘ sambil mengenalkan tema musikal barunya melalui sentuhan gitar magis bernotasi “da mi na ti la da”, ketukan drum disco pop, dan beragam instrumen lainnya.
Dalam proses perekaman, mereka mengajak musisi kolaborator di antaranya Andri pada terompet pencak, Panji Wisnu pada keyboard dan synth, serta Rezki Delian (Hockey Hook, El Karmoya) pada bonga.
“Jimat” dapat segera didengar di berbagai digital streaming platform (DSP) sejak Jumat, 25 Oktober 2024. Saksikan pula video musik resminya di tautan ini.
Sebelumnya, The Panturas telah meluncurkan single pertamanya berjudul “Lasut Nyanggut” pada bulan yang sama. (camilla/PP)