Menyoroti adanya kebodohan dan kejanggalan sosial yang dibenarkan, AMIS merilis single bertajuk “Local Wisdumb”. Lagu ini juga menjadi pembuka untuk album penuh miliknya yang akan dirilis pada September mendatang.
Penyanyi folk ini menghadirkan karya baru yang membahas terkait kebodohan yang dibenarkan dan kejanggalan yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan sosial.
Diproduseri oleh Iga Massardi, “Local Wisdumb” punya pendekatan musikal yang semakin luas dan eksplorasi yang tak terduga. Bagi AMIS, ia menjanjikan lebih banyak kejutan dalam lagu ini dan juga rilisan-rilisan mendatang.
Sang musisi menyebut, menjadikan lagu ini bukan sekadar musik, namun juga dapat menyajikan potret keras realita sosial. Hal tersebut dikemas dalam lirik jujur dengan gaya khas dirinya yang satir, cerdas sekaligus berani.
“Lirik ini gua tulis serius dan penuh riset, asik. Untungnya Mas Iga bersedia jadi produser. Musiknya jadi ikutan serius juga. Hasil akhirnya bener-bener di luar ekspektasi gua,” ujar AMIS, dikutip PentasPentas dari info resminya.
Pemilik nama asli Mochammad Novaldy ini sendiri dikenal sebagai musisi dengan karakter kuat dalam lirik-liriknya. Ia kerap mengangkat tema politik, kritik sosial, hingga ketuhanan dalam karyanya.
Karena lirik dan juga karya-karya yang AMIS buat, tak jarang, ia disebut sebagai generasi penerus Iwan Fals.
Penampilannya saat di panggung juga tak kalah menarik. Baik dari lirik maupun lagu-lagunya. Ia kerap tampil dengan gaya yang berani dan penuh energi. Sangat layak untuk disaksikan.
Dari lirik-lirik lagu yang ia buat, AMIS menghadirkan kejujuran dan sikap yang lugas, dipadukan dengan gaya folk-blues, membuat musiknya menjadi suara untuk keresahan generasi muda.
Menurut pemerhati musik Wendi Putranto, ia menyebut sang penyanyi sebagai entitas baru di kancah folk yang sukses membuat perbedaan menonjol di industri musik kiwari.
“AMIS merupakan harapan baru folk balladeer lokal yang membuat genre ini menjadi ancaman kembali setelah sekian lama terlena dalam ‘kenyamanan’ industri,” katanya.
Tema-tema sensitif dalam musiknya dapat dibawakan dengan sederhana dan menjadi lebih mudah dipahami.
“Ia berani menggugat tema-tema sensitif yang telah mengakar di masyarakat dengan penyampaian sederhana, mudah dipahami sekaligus cerdas menghibur.”
“AMIS adalah bahaya laten yang jujur dan bernas, semoga selamanya bisa begitu, Indonesia membutuhkannya,” tutur Wendi menambahkan.
AMIS sebelumnya telah merilis berbagai karya, termasuk album mini “Surga di Telapak Kaki Bapa” (2021) dan album penuh “Filosofi Males” (2024).
Kini menuju album penuh terbarunya, AMIS telah memulai dengan “Local Wisdumb” yang sudah bisa didengarkan dari berbagai platform digital. Sementara video liriknya, bisa diakses di tautan ini. (Indah/PP)
