Laufey, resmi merilis single terbarunya yang berjudul “Silver Lining”. Sebuah karya orisinal yang menandai kembalinya ia ke dunia musik setelah kesuksesan besar album “Bewitched” dan versi deluxe-nya, “Bewitched: The Goddess Edition”.
Dirilis secara serentak bersama video musiknya, lagu ini menjadi pembuka dari fase baru perjalanan karier pemenang Grammy Awards tersebut sebagai penyanyi, penulis lagu, produser, dan multi-instrumentalis berdarah Islandia-Tiongkok.
Lagu “Silver Lining” membawa nuansa cinta yang lembut dan reflektif. Dalam pernyataan resminya yang diterima PentasPentas, Laufey menjelaskan bahwa lagu ini merupakan gambaran dari perasaan bebas dan aman saat jatuh cinta.
Perasaan ketika seseorang merasa cukup nyaman untuk menunjukkan sisi kekanak-kanakannya tanpa rasa takut.
Mengenai lagu ini, Laufey menjelaskan, “‘Silver Lining’ adalah lagu cinta tentang kebebasan menjadi diri sendiri saat jatuh cinta. Bersama seseorang yang membuat kita merasa aman, sisi kekanak-kanakan pun muncul—dan kita terdorong untuk membuka diri sepenuhnya.”
“Meski cinta itu bisa membawa kita ke tempat yang menyakitkan, setidaknya kita menjalaninya bersama,” sambungnya.
Sebagai pelengkap perilisan lagu, video musik “Silver Lining” hadir dengan visual sinematik yang memikat.
Disutradarai oleh Jason Lester—yang sebelumnya telah bekerja sama dengan Laufey dalam proyek visual “From the Start” dan “Santa Baby”—video ini direkam dalam format film 35mm, memberikan kesan artistik dan klasik yang kuat.
Di dalamnya, Laufey terlihat berada di sebuah pesta topeng yang magis, dikelilingi karakter-karakter teatrikal serta koreografi megah yang terinspirasi dari karya legendaris Rite of Spring.
Seiring dengan perkembangan cerita visual, suasana pesta yang semula meriah berubah menjadi dunia surealis yang kacau, mencerminkan gejolak batin karakter yang diperankan Laufey.
Gaya bermusik Laufey yang khas—menggabungkan elemen jazz tradisional, pengaruh klasik, dan sensibilitas pop modern—kembali menjadi daya tarik utama dalam “Silver Lining”.
Dengan warna vokal lembut dan aransemen yang intim, ia membangun atmosfer personal yang menyentuh berbagai kalangan pendengar, terutama generasi muda yang haus akan musik yang autentik dan penuh makna.
Nama Laufey sendiri semakin dikenal luas berkat pendekatannya yang unik dalam memperkenalkan musik jazz dan klasik kepada pendengar masa kini.
Ia menyebutkan bahwa misinya sejak awal adalah memperluas cakrawala musikal generasinya, dengan cara yang lebih mudah diakses namun tetap setia pada akar musikalnya.
“Tujuanku adalah membawa jazz dan musik klasik lebih dekat ke generasiku melalui jalan yang lebih mudah diakses,” ungkapnya.
Melalui lagu ini, ia kembali mengajak pendengar untuk masuk ke dalam dunia imajinatif yang ia ciptakan, yang ia sebut Laufey Land.
Sebuah ruang musikal dimana masa lalu dan masa kini berpadu dengan harmonis, dan setiap karya menjadi jendela ke dalam jiwa seorang seniman muda yang tak berhenti mencari, bermimpi, dan mencipta. (camilla/PP)