Unit musik emotive asal Kediri, Jawa Timur, Candles, kembali menghadirkan karya terbaru mereka yang sarat makna dan penuh nuansa emosional.
Mengusung judul “Orchid”, single ini telah resmi dirilis di berbagai platform digital dan hadir sebagai penanda perjalanan musikal yang lebih dalam dan reflektif.
Dalam “Orchid”, grup musik yang dikenal akan lirik-lirik puitis dan aransemen melankolisnya ini menawarkan sebuah elegi modern yang menyentuh.
Mereka berbicara tentang perasaan keterasingan, kehilangan arah, dan kerinduan mendalam terhadap sosok-sosok yang dahulu pernah menjadi cahaya dalam hidup, namun kini tinggal sebagai kenangan yang samar.
Lagu ini menjadi ruang ekspresi personal yang lahir dari pengalaman ditinggalkan oleh mereka yang pernah sangat berarti.
“Orchid adalah pengingat bahwa rasa sakit bisa menjadi sesuatu yang indah ketika diolah dengan jujur,” ungkap Candles, dikutip PentasPentas dari info resminya.
“Lagu ini kami tulis sebagai bentuk kejujuran atas momen-momen ketika kita merasa tidak terlihat, tidak diinginkan, dan mencoba menemukan kembali arah.”
Dengan atmosfer yang gelap namun hangat, Candles kembali menghadirkan kekuatan musikalitas mereka melalui aransemen yang mengedepankan permainan dinamika dan emosi.
Melodi yang mengalun lembut dipadukan dengan vokal penuh perasaan, menciptakan ruang dengar yang intim, seolah mengajak pendengar untuk memeluk sisi paling rapuh dari diri mereka sendiri.
Salah satu penggalan lirik yang paling mencolok, “Yesterday, I was loved”, menjadi pusat gravitasi emosional dari lagu ini.
Kalimat tersebut merepresentasikan inti dari narasi Orchid—tentang cinta yang memudar, hubungan yang perlahan menghilang, dan luka yang tertinggal setelah perpisahan. Lirik ini menjadi simbol dari kesedihan yang tak lagi bisa ditangisi, hanya bisa dikenang.
Dikenal sebagai band yang piawai meramu tema introspektif dalam setiap karyanya, Candles kembali menunjukkan konsistensinya, dan semakin memperkuat identitas musikal mereka yang dekat dengan nuansa sendu, kontemplatif, namun tetap mengandung harapan di lagu “Orchid”.
Band ini sebelumnya telah mendapat sambutan positif dari penggemar musik indie di Indonesia berkat karya-karya yang menawarkan kedalaman emosional serta resonansi yang kuat dengan para pendengarnya.
Secara produksi, “Orchid” menghadirkan lapisan suara yang dibangun dengan presisi—dari denting gitar yang sunyi, ambient synth yang lembut, hingga dinamika vokal yang menyampaikan rasa kehilangan tanpa perlu banyak kata.
Semua elemen tersebut berpadu menciptakan lanskap suara yang seolah menjadi teman bagi mereka yang tengah mencari pelipur lara dalam kesendirian.
Kini, “Orchid” juga bisa ditonton di kanal YouTube, yang kembali membuktikan bahwa musik bisa menjadi ruang untuk penyembuhan, pengakuan, dan pengingat akan keindahan yang bisa tumbuh dari perasaan yang paling pedih. (camilla/PP)