SALE ALERT!
Dark Mode Light Mode

Lewat Single “Broken Dolls”, RED VOQUS Lawan Penindasan

Sebuah bentuk narasi musikal dari Red Voqus yang kuat mengenai transformasi korban yang bungkam menjadi pribadi yang tak lagi gentar hadapi dunia.
red voqus red voqus
RED VOQUS (FireFly)

Band grunge asal ibu kota, Red Voqus, kembali menyuarakan keresahan kolektif lewat single terbaru mereka yang berjudul “Broken Dolls”. 

Dirilis secara resmi di berbagai platform musik digital, lagu ini tidak hanya hadir sebagai karya musikal biasa, melainkan menjadi simbol perlawanan bagi mereka yang selama ini bungkam dalam penderitaan. Terutama para penyintas perundungan dan kekerasan emosional.

“Broken Dolls” menyuguhkan kisah tentang seseorang yang selama ini dipandang lemah, rusak, dan tak berdaya—diibaratkan sebagai boneka patah—namun akhirnya mampu menemukan kembali kekuatannya untuk bangkit dan menentang perlakuan yang merendahkan martabatnya. 

Lagu ini merupakan bentuk narasi musikal yang kuat mengenai transformasi, dari korban yang bungkam menjadi pribadi yang tak lagi gentar menghadapi dunia.

“Kami ingin lagu ini menjadi suara bagi mereka yang pernah merasa tertindas, diremehkan, atau dilukai,” ujar Alit, vokalis Red Voqus, menuturkannya di info resmi yang diterima PentasPentas.

“Kita semua pernah berada di titik paling rendah, dan dari sanalah kekuatan sejati bisa muncul.”

Secara musikal, Red Voqus tetap mempertahankan identitas grunge mereka yang khas—dengan riff gitar berat, atmosfer suram, dan lirik yang tajam serta penuh emosi. 

“Broken Dolls” memadukan semua elemen tersebut menjadi sebuah anthem pemberontakan yang sunyi namun menggetarkan.

Melalui warna musik yang kental dengan pengaruh era 90-an, lagu ini cocok bagi siapa pun yang pernah merasa tak dianggap atau dihancurkan oleh keadaan.

Single ini juga menjadi bukti konsistensi Red Voqus dalam menghadirkan musik yang tak hanya terdengar kuat secara sonik, tetapi juga membawa pesan sosial yang mendalam. 

Dibalut dengan aransemen yang kelam namun jujur, “Broken Dolls” memberikan ruang bagi para pendengar untuk merenung sekaligus menemukan keberanian dalam suara-suara yang selama ini tersembunyi.

Sebagai informasi, Red Voqus merupakan band stoner grunge asal Jakarta yang mulai aktif sejak 2016 silam.

Formasi band ini terdiri dari empat personel; Alit (vokal dan gitar), Gian (gitar), Wino (bass), dan Dicoy (drum).

Sejak awal, Red Voqus telah memadukan berbagai pengaruh musik untuk menciptakan karakter grunge yang kental dengan nuansa emosional, keras, dan penuh lapisan makna.

Mereka dikenal terinspirasi dari band-band besar seperti Soundgarden, Alice in Chains, hingga elemen-elemen rock alternatif dan metal yang membentuk identitas sonik mereka. 

Sejumlah single yang telah mereka rilis sebelumnya, antara lain “Blind Woman Tears” dan “Nothing Is Silence” pada 2018, “Sanctuary” pada 2019, serta “Heresy” di pada 2020, menunjukkan perkembangan musikal yang konsisten dan penuh eksplorasi.

Ciri khas Red Voqus terletak pada permainan gitar yang tebal, gebukan drum yang dinamis, serta vokal yang menyampaikan perasaan dengan intensitas tinggi. 

Dengan semangat untuk terus berevolusi, band ini menjadikan musik sebagai medium untuk menyampaikan keresahan, refleksi diri, dan suara-suara yang sering kali terpinggirkan.

Melalui “Broken Dolls”, Red Voqus memperkuat posisinya sebagai salah satu band grunge Indonesia yang tidak hanya mengutamakan estetika suara, tetapi juga keberanian dalam menyuarakan isu-isu emosional dan sosial secara autentik. (camilla/PP)

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
milledenials

Jelang Tur Eropa, MILLEDENIALS Gelar Showcase “It’s Terrifying and It’s a Shame”

Next Post
aruma

Cinta Tak Terbalas, ARUMA Curhat di Lagu “Berbunga-bunga Sendiri”

You cannot copy content of this page