Band emo rock revival asal Amerika Serikat, The Funeral Portrait telah melepas karya rekaman terbarunya, sebuah single terbaru bertajuk “Holy Water”.
Tidak hanya menjadi pembuka menuju edisi deluxe dari album mereka “Greetings from Suffocate City”, lagu ini juga menjadi sorotan berkat kehadiran Ivan Moody, vokalis karismatik dari grup metal kenamaan asal AS, Five Finger Death Punch.
Dirilis melalui label Better Noise Music, “Holy Water” menampilkan paduan vokal teatrikal khas Lee Jennings, vokal utama band ini, berpadu dengan vokal garang nan emosional dari Ivan Moody.
Kolaborasi lintas genre tersebut menambah kekuatan naratif lagu yang secara lirik menyuarakan perjuangan pribadi menghadapi titik terendah kehidupan dan menemukan pencerahan melalui kekuatan batin.
Selain Lee Jennings, formasi lengkap The Funeral Portrait saat ini juga diperkuat Cody Weissinger (gitar), Caleb Freihaut (gitar), Robert Weston (bass) serta Homer Umbanhowar (drum).
Mereka dikenal akan energi panggung yang intens dan estetika visual yang menggabungkan elemen teatrikal dengan nuansa gotik.
Lagu “Holy Water” sendiri, menurut info resmi yang diterima PentasPentas, merupakan salah satu trek unggulan dari album deluxe “Greetings from Suffocate City” yang akan resmi dirilis pada 13 Juni 2025.
Versi tersebut akan hadir dalam format digital, CD dan piringan hitam (vinyl), serta memuat total 24 lagu, termasuk kolaborasi istimewa bersama Moody.
Juga ada lagu-lagu dari album mini (EP) sebelumnya, yakni “Cassanova (From Beyond The Abyss)”, serta tiga materi baru berjudul “Skinny Lies”, “Evergreen”, dan “Lost Boy”.
Khusus untuk format fisik CD dan vinyl, akan tersedia lagu eksklusif “Friends Like These”.
Mendampingi perilisan single ini, The Funeral Portrait juga menghadirkan video musik “Holy Water” yang digarap dalam format sinematik bergaya gotik.
Video ini disutradarai oleh Michael Lombardi, sineas dari Better Noise Films, yang menggambarkan kisah dramatis asal-usul sang vokalis, Lee Jennings, dalam memperoleh kekuatan spiritual untuk menyalakan semangat para penggemar.
“Kami merekam Ivan Mody jauh di dalam gurun Prescott, Arizona, di atas ngarai setinggi seribu kaki,” kata Lombardi mengungkapkan.
“Kemudian, kami harus merekam The Funeral Portrait pada hari libur di antara pertunjukan mereka di Philadelphia dan New York. Ini menjadi tantangan untuk menemukan lokasi gereja bergaya gotik yang epik seperti yang saya butuhkan. Setelah mencari di beberapa lokasi, akhirnya saya menemukan sebuah gereja tua dan terbengkalai yang luar biasa di Poconos, Pennsylvania.”
Ivan Moody pun memberikan kesan mendalam terhadap proyek kolaboratif ini. “Sebelum tur bersama, saya belum terlalu mengenal musik The Funeral Portrait, jadi saya tidak tahu harus mengharap apa,” katanya terus terang.
“Tapi setelah menonton mereka malam demi malam, melihat bagaimana mereka menguasai penggung dan terhubung dengan penonton, saya langsung terpikat. Mereka membawa gairah, intensitas, dan emosi mentah yang menjadikan mereka salah satu band baru paling menarik saat ini.”
Dengan album baru, kolaborasi mengejutkan, dan panggung-panggung besar di depan mata, The Funeral Portrait tampaknya tengah memasuki babak penting dalam karier mereka.
“Holy Water” adalah pernyataan artistik bahwa band ini siap untuk menantang batas dan mendefinisikan ulang musik emo rock dalam skena modern. (camilla/PP)
