Awal tahun ini, dunia musik independen Indonesia kembali diwarnai dengan kehadiran sebuah proyek eksperimental bernama Maimun, yang digagas oleh Reza Dwiputranto.
Musisi ini, lebih dikenal dengan nama panggilan Echa—gitaris kidal dan mantan personel dari band indiepop legendaris asal Jakarta, SORE.
Proyek ini bermula dari keinginan Echa untuk mengeksplorasi bentuk baru dalam bermusik yang tidak terikat pada pola atau genre tertentu.
Awalnya, diungkapkan lewat siaran resmi yang disampaikan ke PentasPentas, proyek ini sempat dinamai Cantara, namun belakangan diubah menjadi Maimun.
Sebuah nama yang lebih menggambarkan semangat artistik dan arah musikalitas yang ia tuju.
Sebelum meluncurkan album penuh, Echa sempat merilis album mini digital bertajuk “Tarkarbarnargar”, yang berisi tiga komposisi eksperimental sebagai pengantar atas eksplorasinya dalam dunia suara.
Kini, Maimun resmi merilis album perdananya yang diberi judul “Al-Boom”, sebuah karya konseptual yang menggambarkan perjalanan rasa syukur manusia dalam menjalani kehidupan sehari penuh.
Mulai dari saat membuka mata di pagi hari hingga kembali menyambut fajar berikutnya.
Album ini menyajikan pengalaman sonik yang mendalam dan personal. Echa merekam berbagai suara alam secara langsung—dari detak langkah, gesekan benda, hingga bisikan sunyi yang kerap terlewatkan dalam rutinitas harian.
Suara-suara ini kemudian dikurasi dan disusun menjadi komposisi yang ia sebut sebagai ‘Bunyi Sunyi‘—sebuah istilah khas Maimun yang merefleksikan keindahan dari keheningan dan kekosongan.
Lebih dari sekadar audio, Echa juga membayangkan kehidupan pasca-mati dalam karya ini. Ia menghadirkan suara imajiner dari gemuruh di dalam tanah sebagai metafora akan keyakinannya bahwa kehidupan setelah mati—di bawah tanah—akan berlangsung jauh lebih lama dibandingkan kehidupan di atas permukaan bumi.
Pendekatan ini memperkuat narasi futuristik dalam musiknya, menciptakan suasana kontemplatif dan penuh imajinasi bagi para pendengar.
Proses produksi “Al-Boom” dilakukan di Studio Lontar, milik Awan Garnida, bassist SORE, tempat dimana banyak proyek musik independen berkualitas lahir.
Album ini juga melibatkan Edi Edwood, produser dan teknisi audio yang telah lama bekerja bersama SORE, sebagai pengolah mixing dan mastering, memastikan kualitas sonik yang maksimal.
“Al-Boom” resmi dirilis dalam format CD fisik pada perayaan Record Store Day (RSD) yang berlangsung pada Sabtu, 12 April 2025.
CD album ini telah tersedia di berbagai toko rilisan fisik yang berpartisipasi dalam perayaan tahunan RSD Indonesia.
Perilisan ini turut didukung oleh SRM Bookings & Services, dengan visual sampul dan dokumentasi foto yang digarap oleh Rakasyah Reza.
Lewat Maimun dan “Al-Boom”, Echa menawarkan pengalaman mendengarkan musik yang tidak hanya unik dan eksperimental, tetapi juga menyentuh sisi spiritual dan filosofis kehidupan. (camilla/PP)